Rather Than Zhang Ran, Zhang Bao’s Eldest Daughter - Chapter 1

Posted by 저택성, Released on March 20, 2025

Chapter 1

Roh Gunung.

Di abad ke-21, keberadaannya bagaikan mesin waktu yang hidup. Ia telah membimbing para pemimpin bangsa dan mengirimkan Khan dari padang rumput luas, yang terlahir di era yang salah, ke waktu yang seharusnya. Prestasinya yang luar biasa sudah dikenal luas.

Jadi, ketika Roh Gunung muncul di hadapanku dan berbicara tentang reinkarnasi ke masa lalu, aku bisa bertanya dengan tenang tanpa sedikit pun kepanikan.

"Bisa ke negara asing?"

"Negara asing? Hmm… Tempat di luar wilayah kekuasaanku agak sulit."

Roh Gunung berbicara seolah itu benar-benar sulit, tapi aku 100% yakin dia hanya melebih-lebihkan.

Mana mungkin roh yang mengaku kesulitan bisa mengatur peristiwa besar yang bukan hanya mengubah semenanjung Korea, tetapi juga sejarah seluruh dunia? Memang, itu bukan sepenuhnya ulah Roh Gunung, tapi efek kupu-kupu yang ditimbulkan dengan mengirim seseorang dari masa depan ke masa lalu menciptakan badai besar. Dan tetap saja, titik awalnya adalah Roh Gunung sendiri.

"Baiklah. Katakan saja."

Lihat?

Merasa puas karena tebakanku benar, aku pun berkata dengan percaya diri.

"Aku ingin hidup sebagai Jean Lannes."

Untuk apa disembunyikan? Aku seorang Bonapartis. Seorang mahasiswa sejarah Barat yang mengagumi Napoleon Bonaparte, Kaisar yang lahir dari Revolusi Prancis. Itulah aku.

Aku pernah berpikir untuk menjadi Napoleon sendiri, tapi keinginan untuk mengamatinya dari dekat jauh lebih kuat. Dalam hal itu, hanya ada dua tokoh yang paling cocok untuk berdiri sejajar dengan Napoleon.

Joachim Murat dan Jean Lannes.

Mereka satu-satunya yang bisa memanggil Napoleon dengan "kau." Tak ada yang lebih pantas selain mereka.

Dari keduanya, Joachim Murat kurang menarik bagiku. Aku lebih mengandalkan otak daripada otot, dan Murat terasa terlalu liar.

Meski ide untuk menerjang dan menghancurkan segalanya dengan kekuatan brutal terdengar menggoda, Jean Lannes—yang dikenal sebagai "Achilles dari Grand Army"—terasa lebih sesuai. Terlahir dari latar belakang sederhana, kehidupan Jean Lannes begitu menarik bagiku hingga aku benar-benar tenggelam dalam ceritanya.

Mungkin karena merasakan ketulusanku, Roh Gunung merenung sejenak sebelum akhirnya mengangguk.

"Baiklah. Itu masih cukup dekat, jadi seharusnya bisa diatur. Tapi kau ini memang aneh, ya."

Apa? Aneh kalau orang Korea ingin pergi ke Prancis? Prancis, terutama era revolusi, adalah latar yang umum dalam novel sejarah.

Tapi sudahlah. Yang penting dia setuju mengirimku ke sana.

Namun, aku seharusnya lebih memperhatikan kata-kata Roh Gunung saat itu.

Terlalu bersemangat untuk meninggalkan realitas menyedihkan di Hell Joseon—di mana mahasiswa sastra nyaris tak punya masa depan—dan memasuki era revolusi yang penuh pesona, aku melewatkan sesuatu yang sangat penting.

Dan saat aku menyadarinya, semuanya sudah terlambat.


Aku menatap cermin perunggu.

Bukan cermin kaca, tapi cermin perunggu.

Aneh, bukan? Di Prancis akhir abad ke-18, kenapa aku melihat cermin perunggu, bukan kaca?

Tapi ada sesuatu yang jauh lebih aneh.

Refleksi di cermin itu.

Sederhananya, yang kulihat adalah seorang gadis.

Seorang gadis yang begitu cantik, pantas mendapatkan beragam pujian.

Rambut hitamnya berkilau seperti sutra, mengalir lembut hingga ke pinggang. Tekstur rambutnya begitu halus hingga aku terus-menerus ingin menyentuhnya.

Wajahnya yang lembut bak pahatan seniman besar menciptakan harmoni yang nyaris magis. Sepasang mata tajam seperti kucing memberinya ekspresi angkuh, meskipun pipinya masih sedikit chubby.

Bulu matanya panjang dan lentik, hidungnya mungil tapi tegas, dan bibirnya yang merah muda tampak berkilau. Yang paling mencolok adalah matanya—bening dan dalam seperti amethyst, seolah memancarkan daya tarik yang sulit diabaikan.

Meski masih muda, kecantikannya sudah begitu menonjol, benar-benar layak disebut bunga yang sedang mekar.

Ya. Seorang gadis cantik.

Itulah yang kulihat di cermin.

Sejak kapan Jean Lannes menjadi seorang gadis?

Sampai akhir hayatnya, dia tetaplah seorang pria sejati. Apa Roh Gunung melanggar janjinya dan menipuku? Tidak, bukan itu.

Karena...

"Lan! Ayah sudah pulang."

Tubuh ini memang benar Jean Lannes.

Hanya saja, Jean Lannes ini...

Bukan Jean Lannes (Jean Lannes), melainkan Zhang Luan (張 鸞).

Dan itulah masalahnya.